Jumat, 09 September 2011

cara hidup amungme dan moni di Arwanop

Liburan Dengan Orang Tua Yang Menyenyangkan
Saya mengucap syukur kepada tuhan yang maha esa karena tuhan selalu melindungi saya dalam segala hal yang saya ingin kan dalam sesuatu hal apa pun.
Mengapa saya katakan  demikian , karena saya diberika kesempatan untuk berangkat dari kota studi saya  untuk libur bersama orang tua. Dalam perjuangan studi  selama 3 tahun lamanya tidak berjumpa bersama orang tua saya. Saya selalu ketemu dan merasakan hadirnya orang tua bersama saya di setiap saat melalui doa. Tuhan selalu hadir  setiap saat untuk menganti  orang tua saya yang  jauh di ujung  Timur Indonesia  yaitu   (papua/timika). Ternyata saya sekarang senang sekali berjumpa dengan orang tua dan keluarga besar saya di kampung  Arwanop  di  Ombani.pada saat saya datang dari kota studi ke pangkuan orang tua ku  tidak begitu berdiam tetapi banyak kegiatan yang saya lakukan, saya bantu orang tua dan melakukan urusan aktivitas studi yang  direncanakan saya harus selesaikan . dari tempat studi surabya ke timika  tidak mengalami  halangan apa pun yang mengalangi perjalan saya. Melalui banyak perjalan yang begitu panjang dan jauh tetapi pertolonggan Tuhan yang Maha Esa maka saya tiba di pangkuan orangtua dengan selamat. Saya melihat kampung halam saya senag sekali dan air mata jatu sendiri, keluarga melihat saya sangat senang dan bangga padaku. Selama 1 bulan 2 minggu di saya bersam orangtua di kampung . sejak saya tinggal bersama mereka itu lah saya menilai mereka , disitu saya mengambil  beberapa  aktivitas yang perlu kita ketahui:
1.       Cara pencarian makan untuk menghirupkan  keluarga
2.       Cara menghadapi segala persoalan  dalam internal maupun eksternal mereka.
3.       Cara komunikasi terhadap masyarakat
4.       Cara persatuan , kesatuan mereka
5.       Cara memilih  pasangan
6.       Cara keaman, kesahatan dan ekonomi
Saya mendapatkan ini adalah dilakukan oleh kelurga saya dalam setiap saat  dan setiap waktu.
Cara pencarian makan untuk menghirupkan  keluarga yang dilakukan  secara bertani (berkebun ).mereka melakukan secara individu, atau bersama. Tugas pertama yang dilakukan adalah mencari lokasi  baru untuk bikin kebun, di sanalah pria melakukan secara lelaki untuk bikin kebun. Saat saya bertemi bapak octo Dimpau katanya : saya melakukan aktivitas berkebun berawal  umur  12 tahun sampai saat ini umur  45 tahun. Saya melakukan aktifitas berkebun itu bukan sembarang tempat , tetapi tempat dimana saya dulu perna berkebun kalau di sembarang tempat saya akan mengalami masa dari masyarakan lain. Cara yang saya lakuka pertama “am nar agiwin” dalam arti babar rumput dan kayu kecil yang ada di bawah kayu besar. Kedua “em wolewin” dalam arti tebang pohon yang tadi di bersikan . “am kaciam agat  emung koagat iwin”  dalam arti ancurkan pohon –pohon yang tadi  ditebang agar kecil-kecil dan berikan batas di antara satu kebun dengan kebun yang lain agar boleh dibedakan . Terus “kagale jeagawin” dalam arti di keringkan tempat yang tadi itu selama 1 minggu. Di dalam satu minggu itu istirahat full dan mempersiapkan kampak  dan parang yang tumpul itu diasar agar tajam. Sesuda   1 minggu  “amka jogowin” dalam arti bakar kayu di tempat dimana tadi sudah di siapkan untuk kering. Bakar kayu ini tujuannya untuk  membakar kaju dan pohon yang tadi ditebang dan keringkan  di lokasi berkebun. Na sesuda itu ibu-ibu ambil ahli. Laki –laki istirahat dan memberikan wewenang untuk melanjutkan semuanya. Di saat ayah mereka melakukan hal –hal semacam ini pasti anak-anak pria mengikuti ayahnya untuk berkebun dan anak perempuan itu pun mengikuti  kegiatan yang dilakukan oleh Ibu mereka. Anak –Anak di tempat ini selalu belajar dari umur  11 tahun agar mereka tidak binggung dalam berkebun . Ibu melakukan aktivitas itu pun luar biasa mereka melakukan dengan tenaga mereka. Menurut Ibu Maria beanal : saya melakukan kegiatan ini lebih dari pria “erom nagaim uliwin” dalam arti menanam bibit segala macam makan yaitu:
a.       ( Erom ) Ubi  jalar
b.      (Teman nogol )  sayur mayor
c.       (Elo) tebu
d.      (Kelo) berbagai macam pisang
e.      (Par) jangung
f.        (Emagam ) buah –buahan
g.       Dll
h.      Kecuali  “mo o” keladi
Mereka tanam segala sesuatu bibit di tempat kebun . ibu membawa bibit itu pun mengambil dari tempat kebun lama dan tanam di tempat kebun baru. Sesuda menanam bibit mereka tunggu selama 6 bulan. Sesuda itu jagung dan sayur bias di konsumsi.
Keladi merupakan salah satu makanan  kas yang ditanam dan di konsumsi oleh masyarakat gunung lebih umumnya lebih kusus yaitu masyarakat ombani 2.dalam hal ini keladi tidak sembarang orang menanamnya tetapi orang –orang tertentu yang menanam dan itu pun laki-laki tidak di perbolekan untuk perempuan. Ketika tanam keladi dan merawat agar besar itu ada aturan adat yang mengatur, dalam arti ada syarat yang aharus di taati oleh penanam keladi tersebut bukan sembarang. Hasil yang dipanen pun swsesuai dengan cara perawatan dan ketaatan terhadap aturan yang diambil selam proses penanaman keladi
Segala persoalan yang datang dihapan mereka , mereka selau mengatasi dengan saksama, mereka tidak memandang  siapa kamu tetapi kemitmen mereka adalah bersatu.
di situ lah mereka pun memilih pasangan mereka sesuai dengan apa yang mereka harapkan, menjalani hubungan keluarga pun berjalan secara romantis








































kehidupan di daerah arwanop itu secara alamia. kesehatan dalam kehidupan pun berjalan dengan aman.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar